Saturday, September 23, 2023

Listrik 30 MVA bagi Kawasan Industri di Pasuruan

PLN Siapkan Suplai Listrik 30 MVA bagi Kawasan Industri di Pasuruan 

Sabtu, 23 September 2023

Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan kesiapan menyuplai kebutuhan energi listrik bagi kawasan industri di Pasuruan yang dikenal dengan PIER, atau Pasuruan Industrial Estate Rembang. Komitmen ini disampaikan General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Agus Kuswardoyo, di sela kegiatan penandatanganan kerjasama antara PLN sebagai penyedia utama utilitas kelistrikan, dengan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut di Surabaya, Sabtu 23 September 2023. 

"Salah satu wujud dari implementasi misi PLN ialah mewujudkan listrik sebagai pendorong kegiatan ekonomi, yang pada kesempatan ini telah dilakukan penandatangan untuk penyediaan suplai kelistrikan sebesar 30 MVA," terang Agus. 

Agus menambahkan, sistem kelistrikan Jawa Timur saat ini masih mengalami surplus dengan cadangan daya sebesar 2.754 MW. Sehingga dipastikan mampu untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan di sentra-sentra industri baru Jawa Timur. 

"Tim kami akan terus mengkaji kebutuhan tambahan atau proyeksi industri baru di kawasan PIER seperti PT Evergreen 3465 kVA, PT Onduline Indonesia 690 kVA, PT Cell 555 kVA. Sementara saat ini disuplai dari Gardu Induk PIER, nanti akan dikaji lebih lanjut untuk kebutuhan penambahan infrastruktur kelistrikan lainnya. PLN siap memfasilitasi," lanjutnya. 

Pihaknya juga menyatakan terus berkomitmen dalam mendukung pertumbuhan industri di Jawa Timur. Hal itu ditunjukkan dengan semakin banyaknya konsumsi listrik di sektor industri. Dia lalu merinci, penjualan tenaga listrik hingga Bulan Agustus telah mencapai 27,3 TWh. 

Sementara di sektor industri PLN telah melayani 110.058 pelanggan dengan daya hingga 7.487 MVA dan menyumbang 41,23% dari penjualan tenaga listrik di Jawa Timur. Sementara itu, Direktur PT SIER Didik Prasetiyono sebagai pengelola kawasan PIER menyampaikan apresianya kepada PLN. 

Ia berharap dengan adanya momentum ini kedepannya bisa menarik investasi-investasi lain untuk masuk guna mendukung pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur lebih baik lagi. "Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN yang telah melakukan dukungan selama ini untuk terus menyediakan utilitas bagi perkembangan kawasan industri kami khususnya di PIER," ucap Didik memungkasi.


Sumber :

https://jatim.viva.co.id/kabar/7383-pln-siapkan-suplai-listrik-30-mva-bagi-kawasan-industri-di-pasuruan?page=all

Thursday, March 16, 2023

Wisata Mangrove Penunggul

Wisata Mangrove di Penunggul Makin Nyaman

Thursday, 16 March 2023

SETELAH pulih dari pandemi, Desa Penunggul, Kecamatan Nguling terus berbenah untuk peningkatan ekonomi. Selain banyak membangun fisik di desa, pemerintahan desa (Pemdes) juga terus meningkatkan potensi wisata yaitu Penunggul Mangrove Park yang kini makin lengkap dengan berbagai fasilitas.

Sekretaris Desa Penunggul Abdul Rohmad Noloyudo mengatakan, di tahun 2022 lalu berbagai pembangunan fisik sudah dilakukan di Desa Penunggul. Salah satunya adalah membangun gapura Wisata Mangrove sebagai penanda pintu masuk wisata mangrove yang menjadi unggulan desa setempat.

“Selain terus menambah fasilitas di dalam, desa juga tahun kemarin membangun gapura masuk wisata mangrove. Sehingga wisatawan luar bisa dengan mudah menuju wisata mangrove,” jelasnya.

Selain itu, tahun lalu juga ada rehab balai desa. Rehab ini dilakukan agar pelayanan desa bisa maksimal. Tahun lalu, Desa Penunggul juga mendapatkan bantuan dari Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan yang diberikan kepada Pokdarwis Penunggul Mangrove Center. Bantuan berupa perbaikan jalan tracking sepanjang 200 meter.

“Sebelumnya jalan tracking di mangrove berupa bambu. Sekarang sebagian sudah diganti dengan kayu sehingga lebih aman dan kuat,” ujarnya. Rencananya perbaikan jalan tracking akan dilanjutkan tahun 2023 oleh Dinas Pariwisita sehingga lebih banyak track yang menjadi jalur kayu.


Sumber :

https://radarbromo.jawapos.com/daerah/pasuruan/16/03/2023/wisata-mangrove-di-penunggul-makin-nyaman/2/

Friday, December 24, 2021

CSR Bank Jatim Peduli untuk Program Jamban Sehat

2500 KK di Kota Pasuruan Ternyata Tak Punya Jamban

19 Desember 2021

Walikota Saifullah Yusuf mengangkat plakat CSR Bank Jatim Peduli untuk program jamban sehat.

Sanitasi yang layak masih menjadi persoalan serius Pemkot Pasuruan. Sebabnya, sampai kini ribuan warga yang tak memiliki jamban. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Gus Ipul menyebut, berdasar catatan pemkot, ada lebih dari 2.500 KK di Kota Pasuruan yang tak memiliki jamban.

Menurut mantan Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut, warga yang tak memiliki jamban sebagian besar berada di wilayah utara Kota Pasuruan. Mereka yang tak punya jamban ini biasanya buang air besar di sungai, atau bahkan di pantai.

“Ini cukup serius. Membahayakan lingkungan dan kesehatan warga,” ujar Gus Ipul, Minggu (19/12/2021).

Untuk mengatasi persoalan itu, pemkot, kata Gus Ipul, telah membuat program jamban keluarga. Pemkot bakal membantu pembuatan jamban keluarga untuk mereka. Anggaran untuk pembuatan jamban itu diambilkan dari pemerintah sendiri maupun dari dana CSR perusahaan di Kota Pasuruan. Biaya pembuatan jamban berkisar antara Rp2 hingga Rp5 juta.

“Ini akan dilakukan tiap tahun dan semoga dua sampai tiga tahun ke depan selesai,” kata Gus Ipul. 


Sumber :

https://www.wartabromo.com/2021/12/19/2500-kk-di-kota-pasuruan-ternyata-tak-punya-jamban/

Sunday, September 12, 2021

Candi Gunung Gangsir

Candi Gunung Gangsir, Candi Bersejarah di Kabupaten Pasuruan

Candi Gunung Gangsir

Candi Gunung Gangsir adalah sebuah candi yang terletak di Dukuh Kebon Candi, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Nama candi ini masih merupakan mitos penduduk sekitar, yaitu bahwa nama ‘gunung’ diambil dari keberadaan bangunan candi ini pada masa lampau yang dilingkupi oleh gunung. 

Sedangkan kata gangsir(Jawa : nggangsir) berarti menggali lubang di bawah permukaan tanah.

Menurut keterangan penduduk, nama ini muncul ketika pada suatu saat ada seseorang yang berusaha ‘menggangsir’ gunung ini untuk mencuri benda-benda berharga di dalam bangunan candi ini. Maka dikenallah bangunan candi ini dengan nama Candi Gunung Gangsir.

Candi Gunung Gangsir merupakan tugu peringatan atas keberhasilan Nyi Sri Gati (Mbok Rondo Darmo) dalam keberhasilannya bercocok tanam. Nyi Sri Gati atau yang lebih terkenal dengan sebutan Mbok Rondo Darmo ini seorang perempuan yang tidak diketahui dari mana asalnya. 

Semasa hidupnya, Mbok Rondo Darmo ini mengajak para boro meminta petunjuk kepada Hyang Widi untuk mengatasi bahan makanan yang semakin berkurang pada saat itu. Sehingga suatu ketika datang hewan sebangsa burung gelatik yang membawa padi dan kulit. 

Padi yang berasal dari kulit tidak berbuah padi melainkan berbuah batu permata yang menyebabkan Nyi Sri Gati menjadi kaya raya dan akhirnya terkenal dengan sebutan Mbok Rondo Darmo.

Umumnya, harga tiket untuk masuk tempat wisata berbeda antara hari libur, minggu atau hari biasa.. Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Saat weekday, harga tiket masuk Candi Gunung Gangsir adalah Rp3,000.00. 

Sementara saat weekend harga tiket masuk Candi Gunung Gangsir adalah Rp5,000.00. Harga weekday umumnya berarti hari Senin-Jumat, sementara weekend Sabtu dan Minggu. Tiap-tiap tempat wisata punya jam buka dan tutup berbeda. 

Begitu juga dengan destinasi yang ada di Kab Pasuruan. Candi Gunung Gangsir buka jam 07.00 dan tutup jam 17.00. Jam ini sesuai dengan zona waktu setempat yakni waktu Asia/Jakarta.


Sumber :

https://pesonajatim.com/candi-gunung-gangsir-candi-bersejarah-di-kabupaten-pasuruan/

Sunday, August 1, 2021

Berbagi Sejarah Kota Pasuruan

Dari Fotografi, Kini Achmad Budiman Berbagi Sejarah Kota Pasuruan

Monday, 2 August 2021


Achmad Budiman sebenarnya seorang pensiunan karyawan swasta di Kabupaten Pasuruan. Namun, kegemarannya pada dunia fotografi membuat dia banyak ‘mengenal’ bangunan bersejarah di Kota Pasuruan. Bahkan, dia rutin membagikan sejarah bangunan di Kota Pasuruan melalui media sosial facebook (FB).

PRIA berbaju merah itu serius memandangi layar komputer di hadapannya. Ia sedang berselancar di dunia maya. Sejumlah situs berbahasa Belanda dikunjungi.

Setelah menemukan cukup fakta yang diinginkan, data itu dirangkum dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bukan diterjemahkan sendiri. Terjemahannya menggunakan Google Translate.

“Karena saya tidak bisa bahasa Belanda, jadi pakai Google Translate. Terus saya susun lagi sehingga enak dibaca. Baru saya bagi melalui media sosial FB yang saya miliki,” ungkapnya memulai obrolan dengan Jawa Pos Radar Bromo.

Karena aktivitasnya itu, facebook Budiman pun banyak jadi jujukan netizen yang ingin tahu tentang sejarah Kota Pasuruan. Terutama sejarah bangunan di Kota Pasuruan.

Budiman sendiri awalnya tidak sengaja melakukan itu. Ia baru saja pensiun sebagai karyawan swasta tahun lalu. Karena memiliki banyak waktu luang, ia pun kembali menekuni fotografi yang jadi hobinya.

Sejumlah gedung dan bangunan di Kota Pasuruan jadi objek fotonya. Foto-foto hasil jepretannya lantas disimpan dalam aplikasi shutterstock.

Secara tidak sengaja, ia menemukan foto-foto lama bangunan kuno di Kota Pasuruan. Karena memang tertarik dengan fotografi, ia pun mencari satu per satu bangunan itu. Hasilnya,  ia menemukan 800 rumah dan bangunan yang juga disimpan di shutterstock.

“Agar lebih paham tentang bangunan itu, akhirnya saya juga cari-cari sejarahnya. Kebanyakan saya cari dari internet melalui situs-situs Belanda. Dan ternyata banyak bangunan bersejarah di Indonesia yang diceritakan dalam situs Belanda,” terang pria yang tinggal di Jalan Menara, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan ini.

Saat menelusuri sejarah  bangunan Kota Pasuruan itu, dia menemukan fakta tentang titik nol Pasuruan. Bahkan, di situs yang ditemukannya ada foto saat proses pembangunan, masa konstruksi, dan ukuran bangunan.

Budiman awalnya belum tahu bahwa itu adalah titik nol. Dia lantas membagikan hal tersebut di FB-nya. Ternyata ada yang mengomentari fotonya.

Seorang pengguna FB lain melalui akun miliknya menjelaskan, bahwa monumen dengan bendera di tengah disebut sebagai titik nol suatu kota.

Budiman lantas mencari data pendukung melalui peta-peta lama. Dia menemukan fakta bahwa monumen bendera selalu berada di depan rumah residen. Dari situ diketahui, bahwa yang diunggahnya adalah titik nol Pasuruan.

Berdasarkan sejumlah data yang ditelusurinya, diketahui semua titik nol pasti mengarah ke rumah residen atau penguasa daerah saat itu. Untuk Pasuruan, rumah residen ada di Jalan Balaikota.

“Kota Probolinggo sudah ditetapkan. Yakni, bangunan yang sekarang ditempati oleh kodim dan masih asli. Kalau Kota Pasuruan belum ditetapkan. Lokasi residen Pasuruan saat ini jadi kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Pasuruan,” terangnya.

Fakta ini membuatnya semakin giat mempelajari sejarah Kota Pasuruan yang belum pernah diungkap. Dari sini, dia pun menemukan sejumlah fakta menarik.

Di antaranya, pabrik karton di Kelurahan Petamanan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, memiliki air Sumber Purut. Dulu, air ini diperjualbelikan ke Kota Surabaya dan Probolinggo karena kualitasnya. Ini diungkap di situs PDAM Kota Surabaya.

Lalu, ada pula fakta tentang kedatangan Raja Thailand ke Pasuruan pada 1896. Saat itu, Raja Thailand ke Gunung Bromo untuk berlibur sekaligus berbisnis. Saat itu, Raja Thailand ini yang pertama kali naik  kereta kuda dengan ditarik delapan kuda ke lautan pasir Bromo.

Ada pula fakta bahwa SD Bangilan adalah sekolah pribumi tertua di Indonesia yang didirikan pada 1 Juni 1850. Sekolah ini merupakan sekolah khusus untuk para pejabat pribumi saat itu.

TITIK NOL PASURUAN: Achmad Budiman menekuni fotografi sebelum akhirnya mendalami tentang sejarah Kota Pasuruan. Contoh unggahannya soal sejarah Kota Pasuruan.  (Foto: Fahrizal Firmani/Jawa Pos Radar Bromo)

“Kalau menurut peta tahun 1946, bangunan SD Bangilan hanya satu. Yaitu, blok yang paling utara. Sementara bangunan lainnya itu ada setelah kemerdekaan. Sekolah ini dulunya dikhususkan untuk pejabat pribumi Pasuruan dan sekitarnya. Seperti Kota Probolinggo hingga Malang,” tuturnya.

Total saat ini ada 35 fakta bangunan dan sejarah Kota Pasuruan yang ia temukan dan dibagi melalui FB. Semuanya ditemukan selama enam bulan.

Kisah yang dibaginya itu penting untuk menambah wawasan sejarah naik turunnya perekonomian di Pasuruan.  Di mana dulunya Kota Pasuruan ini jadi penghubung perekonomian di Jatim. Cuma saat ini malah kalah dengan daerah lain seperti Kota Malang.

“Ini usai dibangunnya jalur kereta api (KA) yang menghubungkan Surabaya-Malang. Dulu saat belum ada lalu lintas darat, hasil bumi untuk Kota Malang dan wilayah Tengger dan tapal kuda pasti diangkut ke Kota Pasuruan dulu,” pungkasnya.


Sumber :

https://radarbromo.jawapos.com/pasuruan/02/08/2021/dari-fotografi-kini-achmad-budiman-berbagi-sejarah-kota-pasuruan/

Tuesday, June 22, 2021

Diduga Peninggalan Mpu Sindok

Saluran Air Kuno di Pasuruan Diduga Peninggalan Mpu Sindok

Sabtu, 19 Jun 2021 13:30 WIB

Ekskavasi tahap awal saluran air kuno di Dusun Blimbing, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, tuntas. Banyak temuan potensial dari penggalian selama 10 hari itu.

"Sudah 39 meter yang kita tampakkan, ada indikasi saluran itu sepanjang 200 meter. Yang kita tampilkan (sepanjang 39 meter) itu bagian tengahnya saja. Itu potensinya lebih luas ya, sehingga perlu tahapan berikutnya, potensinya sangat besar karena kami kaitkan dengan Prasasti Cunggrang," kata ketua tim ekskavasi, Wicaksono Dwi Nugroho, Sabtu (19/6/2021).

Peneliti mengaitkan saluran air kuno itu dengan Prasasti Cunggrang, di Dusun Sukci, Desa Bulusari. Prasasti Cunggrang merupakan peninggalan masa Mpu Sindok, raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur, abad 10 masehi.

"Letaknya jauh dari Candi Sumber Tetek, sekitar 5 kilo meter. Saluran air kuno ini mengarah ke Prasasti Cunggrang di sisi utara. Sementara hipotesisnya kita kaitkan dengan Prasasti Cunggrang yang dikeluarkan oleh Mpu Sindok, pra-Majapahit, " terangnya.

Namun, tak banyak temuan lepas dari ekskavasi yang dilakukan. Sehingga dibutuhkan ekskavasi lanjutan untuk menguak potensi saluran air tertutup itu.

"Kita akan persentasi ke bupati untuk mengambil langkah selanjutnya," tambahnya.

Camat Gempol, Taufiqul Ghoni berharap ekskavasi dilanjutkan ke tahap selanjutnya dan ada temuan yang signifikan. Semakin banyak temuan cagar budaya, akan semakin bermanfaat bagi warga, baik dari sisi pendidikan, budaya dan ekonomi.

"Sejauh yang saya ketahui dari memantau ekskavasi, ada sumber air yang menarik kita sebagai salah satu indikasi adanya petirtaan di sekitar lokasi," terang Ghoni.

BPCB Jawa Timur sejak 10 hari lalu melakukan ekskavasi awal struktur bata kuno di Dusun Blimbing, Desa Bulusari, yang ditemukan pada Januari 2021. Struktur bata kuno itu dipastikan bangunan saluran air kuno.

Saluran air itu dibangun dengan bata besar berukuran panjang 38 sentimeter (cm), lebar 22 cm, dan tebalnya 8 cm. Ketinggian struktur 15 lapis bata atau 140 cm dengan lebar 150 cm. Struktur ini memanjang dari selatan ke utara.


Sumber :

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5612205/saluran-air-kuno-di-pasuruan-diduga-peninggalan-mpu-sindok

Sunday, May 9, 2021

Oleh-oleh Bipang dari Pasuruan


Singgah dan Berburu Oleh-oleh di Pabrik Bipang Legendaris di Jalan Lombok, Kota Pasuruan

Kamis, 9 Januari 2020 19:26

Jika berjalan-jalan ke Kota Pasuruan via jalur pantai utara (pantura) tidak ada salahnya untuk mampir untuk membeli oleh-oleh khas kota pelabuhan. Jajanan yang hits di era 1990-an dan melegenda itu adalah Bipang Jangkar.

Berpusat di Jalan Lombok dekat pelabuhan Kota Pasuruan, jajanan yang terbuat dari beras dan berasa manis pun sangat digemari masyarakat Jawa Timur. Pada liburan tahun baru, Rabu (1/1/2020) terlihat pabrik yang dibangun sejak kolonial Belanda ini pun cukup ramai pengunjung.

Bipang khas Pasuruan itu selain lezat, juga kaya akan cerita sejarahnya. Dirintis sejak 1940 oleh Kwee Pwee Bhook, jajanan itu sudah terkenal di kalangan pelaut yang singgah di Pelabuhan Pasuruan untuk dijadikan oleh-oleh.

Walaupun familiar disebut bipang, namun nama aslinya adalah mi fang. Dari dua kata mi dan fang. Mi dialek Mandarin berarti beras dan fang artinya wangi.

“Merek Jangkar ini baru diusulkan Kwee Ik Sam, anak tertuanya pada 1949 yang terinspirasi dari para pelaut di Kota Pasuruan yang waktu itu menjadi sentra perdagangan pelabuhan,” ungkap Annisa, salah satu pegawai.

Tongkat estafet manajemen Bipang Jangkar kini dikelola generasi ketiga dari Kwee Pwee Bhook. Dengan dibentuknya PT Bipang Jangkar Abadi, pengelolaannya pun semakin modern. Dengan berpusat di Jalan Lombok itulah pabrik bipang disulap menjadi swalayan sekaligus pabrik yang cukup modern.

Itu membuat para pengunjung semakin nyaman untuk berbelanja oleh-oleh khas Kota Pasuruan.

“Cita rasa bipang terus kita pertahankan hingga saat ini,” tegasnya.

Walaupun sudah eksis sejak 1940-an, namun jajanan bipang ini masih menjadi favorit masyarakat hingga saat ini. Itu seperti yang diungkapkan Andi Surya, salah satu pelanggan. Menurutnya, sejak ia kecil sampai punya anak pun ketika lewat Pasuruan pasti mampir ke toko pusat bipang di Pasuruan itu.

Terlebih dia masih ingat ketika saat kecil dulu toko yang juga sebagai pabrik bipang itu masih sederhana.

“Tempatnya kini semakin modern dan semakin nyaman,” terang pria asal Sidoarjo itu.

Herry Setiawan, pengunjung lain pun juga mengaku rugi jika berjalan-jalan ke Pasuruan tidak membawa oleh-oleh Bipang Jangkar.

Selain bisa memilih bipang aneka rasa, di toko itu pun juga bisa melihat langsung pembuatan bipang hingga roti yang diproduksinya sehingga menjadi sensasi tersediri dan percaya akan kualitasnya karena tahu sendiri bahan dan alat yang digunakan cukup higenis.

“Suka dengan kebersihannya. Seru juga bisa melihat cara memasaknya,” ungkap pria asal Malang itu.

Selain bipang, Herry menjelaskan di pusat Bipang Jangkar ini juga dijual aneka jajanan khas Pasuruan lainnya. Sebut saja brondong jagung karamel. Makanan seperti popcrorn itu juga menjadi favorit keluarganya.

Terlebih kini pengemasannya juga lebih modern dan layaknya jajanan luar negeri.

“Anak-anak sangat suka dengan brondong jagungnya. Itu jajanan sejak saya masih kecil masih eksis hingga saat ini dengan pengemasan yang disesuaikan dengan zaman,” tegasnya.

Moh Fikri Zulfikar

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia 

Pascasarjana Universitas Negeri Malang 

fikrizulfikar982@gmail.com


Sumber :

https://surabaya.tribunnews.com/2020/01/09/singgah-dan-berburu-oleh-oleh-di-pabrik-bipang-legendaris-di-jalan-lombok-kota-pasuruan?page=all.



Renyah, Manis dan Wanginya Bipang Khas Pasuruan

Oleh Istiqomah Ps 24 Oct 2012


Bipang Khas Pasuruan

Saya adalah asli orang Pasuruan - Jawa Timur. Ditempat kelahiran saya terdapat berbagai macam kuliner unggulan seperti Bipang dan Rawon. Pertama kali disebutkan Kota Pasuruan, biasanya teman-teman langsung teringat dengan pedangdut goyang ngebor “Inul Daratista”. Kali ini saya ingin teman-teman mengetahui tentang salah satu makanan khas Pasuruan, yaitu Bipang.

Bipang ini rasanya renyah, manis dan wangi. Menurut sejarah Bipang berasal dari Tiongkok, dimana kata “Bi” berarti beras dan “Pang” berarti wangi. Akan tetapi kebanyakan orang menyebutnya dengan Jipang. Bipang juga biasa disebut dengan Puff Rice Cakes.


Bipang Jangkar

 Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Salah satu alasan pemilihan nama Jangkar pun tak lepas dari warga sekitar pabrik yang kebanyakan merupakan pelaut dan nelayan Pelabuhan Pasuruan*.

Pembuatan Bipang sendiri sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan memanaskan beras dalam suhu tinggi hingga mekar kemudian dicampur dengan gula cair dan vanili. Gula murni digunakan bukan hanya sebagi pemanis, melainkan juga sebgai pengawet Bipang. Setelah tercampur rata, Bipang dicetak dan dipotong-potong sesuai keinginan. Dahulu Bipang identik dengan rasa vanila dan biasa dibungkus dengan daun pisang. Akan tetapi dengan banyaknya permintaan oleh-oleh khas Pasuruan, para produsen Bipang mulai menggunakan kemasan plastik yang kedap udara agar lebih awet dan tidak mudah melempem. Rasa Bipang pun kini mulai beragam diantaranya melon, cokelat, strawberry, blueberry, durian dan juga kopi.


Beras Putih

Untuk masalah gizi teman-teman tidak perlu khawatir. Selain murah dan mengenyangkan, Bipang merupakan salah satu sumber energi karena bahan utamanya adalah Beras. Nilai nutrisi yang terkandung dalam 100g beras adalah energi sebesar 1.527kJ, yang terdiri dari Karbohidrat 79g, Gula 0.12g, Serat Pangan 1.3g, Lemak 0.66g, Protein 7.13g, Air 11.62g, beberapa Vitamin dan Mineral**.

Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan energi, fungsi dan pemeliharaan organ tubuh, dianjurkan mengkonsumsi 2 gram karbohidrat per kg berat badan. Namun jika memiliki aktivitas olahraga yang tinggi dalam seminggu dan ingin menambah berat badan atau massa otot, maka kebutuhan karbohidrat bisa meningkat menjadi 3-4 gram per kg berat badan tergantung dari berapa ribu kkal diet dalam sehari***.

Demikianlah Bipang, makanan khas Kota Pasuruan. Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Blog Jelajah Gizi, dengan tema “Apa Makanan Khas Daerahmu?”

oleh Istiqomah Primasari - member nutrisiuntukbangsa


Sumber :

https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Aktivitas/Jelajah-Gizi/Renyah-Manis-dan-Wanginya-Bipang-Khas-Pasuruan



Ini Dia Bipang Pasuruan yang Disebut Jubir Presiden

Minggu, 09 Mei 2021 13:42 WIB


Pernyataan Presiden Jokowi yang mempromosikan bipang Ambawang menuai perdebatan. Pasalnya, makanan yang berbahan babi ini dipromosikan sebagai oleh-oleh lebaran.

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman dalam twitternya menulis soal bipang yang dimaksud Jokowi. Dalam tweet-nya, Fadjroel mengunggah foto bipang yang berbahan beras. Kemasannya adalah Bipang Jangkar Pasuruan.

"Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun," cuit Fadjroel dalam akun twitter-nya.

Bipang yang dimaksud Fadjroel adalah makanan khas Pasuruan. Penganan ini bisa ditemui di Toko Bipang Jangkar, Jalan Lombok, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo, Pasuruan. Di toko yang sekaligus tempat produksi ini, anda bisa memilih aneka bentuk, ukuran dan rasa bipang.

Pemilik toko Bipang Jangkar Pasuruan, Siou, mengatakan selain dijual di toko tersebut, bipang produksinya juga bisa ditemui di banyak toko di Pasuruan.

"Semuanya berasal dari sini," kata Siou di tokonya, Minggu (9/5/2021).

Menurut Siou, Bipang Jangkar sudah ada di Pasuruan sejak 1940 dan mulai dikenal luas pada 1949. Jajanan ini terbuat dari beras yang dimekarkan kemudian diberi gula.

"Asli camilan dari beras, dari Tiongkok. Kakek lahir di sana, saat ke sini (Pasuruan) dia mencoba bikin aneka jananan, ada permen, ada kue, terus bipang ini. Tapi kebetulan bipang ini yang diterima masyarakat waktu itu," jelasnya.

Siou mengatakan kata 'Bipang' berasal dari bahasa Mandarin, 'Mi-fang', yang berarti 'beras yang wangi'. Seiring perjalanan waktu, semakin banyak varian ukuran dan rasa. Meski tertulis bipang, tak sedikit warga yang menyebutnya jipang.

"Saat ini, ada rasa kacang, jahe, kopi dan lain-lain," jelas keturunan ketiga pengusaha Bipang Jangkar Pasuruan.

Bipang Jangkar dijual satuan juga kemasan oleh-oleh. Harganya mulai Rp 6.000-40.000.


Sumber :

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5563799/ini-dia-bipang-pasuruan-yang-disebut-jubir-presiden

Related Posts